Loading...
CERITA MINGGU GAUDETE DARI PAROKI CIJANTUNG

CERITA MINGGU GAUDETE DARI PAROKI CIJANTUNG

  • 14 Des 2025
  • Berita

Hari ini pagi Minggu Gaudete. Minggu gembira. Ada dua misa yang berturutan yakni misa jam 8 pagi. Misa kedua pada jam 10. 00 misa bahasa inggris. Ini misa rutin pada minggu kedua dalam bulan.

Saya rasa gembira sekali berbagi cerita tentang apa yang baru saja terjadi di gereja. Cerita sederhana, tapi hangat dan penuh sukacita.

Sejak kemarin sore, tepatnya setelah Misa sore atau Misa Sabtu malam, gereja sudah ramai. Orang tua datang bersama anak-anak mereka. Bukan sekadar hadir misa, tapi langsung lanjut dengan gladi bersih. Ratusan anak calon Putra Altar berkumpul, didampingi orang tua, mempersiapkan diri untuk pelantikan hari Minggu, 14 Desember 2025. Suasananya hidup, penuh semangat, meski jelas juga capek.

Latihan persiapan berlangsung cukup lama. Kami mengatur langkah, posisi berdiri dan duduk baik anak mauoun orangtua, dan urutan maju dan pulang supaya pelantikan bisa berjalan tertib dan indah. Malam itu juga, anak-anak menerima dan membawa alba yang sudah dijahit khusus untuk mereka. Alba ini bukan pinjaman, tetapi ini milik pribadi.

Ya..Harapannya sederhana namun mendalam: supaya anak-anak sungguh merasa memiliki tugas pelayanan ini. Kami biasa menyebut mereka bukan hanya Putra Altar, tetapi Ksatria altar.

Latihan dan segala hal yang perlu baru selesai hampir jam sepuluh malam. Ada wajah lelah dari orangtua tapi wajah-wajah kecil itu tetap tampak antusias.

Pagi harinya, Minggu 14 Desember, misa kedua pukul delapan. Setelah misa pertama selesai pada jam 7 pagi,anak-anak sudah kembali hadir bersama orang tua. Mereka langsung menempati tempat duduk sesuai pengaturan latihan semalam. Menarik sekali melihat lautan putih: anak-anak berpakaian putih dengan celana gelap, orang tua duduk di deratan bangku di kiri-kanan anak-anak, sambil memegang alba yang sudah diberkati.

Saat upacara pelantikan dimulai, anak-anak berdiri di tempat duduk mereka. Imam kemudian menanyakan kesediaan putra-putria Altar. Dengan suara lantang dan tegas Mereka menyatakan kesediaan, mendoakan doa Putra Altar, lalu mengucapkan janji.

Setelah itu, momen yang sangat menyentuh: orang tua sendiri yang memakaikan alba kepada anak-anak mereka. Anak-anak maju berkelompok, dua baris, empat grup setiap kali. Jumlahnya banyak—sekitar 190-an Putra Altar dilantik hari itu. Yang paling terasa adalah wajah sukacita: wajah anak-anak yang bangga, dan wajah orang tua yang tak kalah bahagianya.

Kami berharap ini menjadi awal yang baik dalam pelayanan liturgi, khususnya pelayanan altar. Lebih dari itu, semoga dari sini tumbuh generasi muda yang bertanggung jawab, berkomitmen, dan mencintai Gereja. Inilah salah satu cara paling indah Gereja melibatkan kaum muda dalam pelayanan nyata.

Ke depan, pembinaan juga terus berjalan. Tanggal 19–21 akan ada gladi rohani bagi Putra Altar usia 14 tahun ke atas. Sementara yang lebih muda, usia 13 tahun ke bawah, akan mengikuti rekoleksi berkala. Tujuannya satu: membentuk karakter dan sikap, bukan hanya keterampilan melayani.

Tentu, tantangannya juga ada. Dengan ratusan Putra Altar, para pembina dan tim liturgi perlu bekerja ekstra mengatur jadwal. Ada yang harus bangun sangat pagi, terutama kalau bertugas misa jam enam pagi. Jujur saja, tugas pagi buta memang terasa berat, tapi semuanya akan bergiliran. Pelan-pelan anak-anak belajar disiplin dan tanggung jawab.

Setelah misa, suasana semakin meriah.

Foto bersama, resepsi sederhana, pembagian souvenir. Anak-anak sibuk berfoto, orang tua saling berbagi senyum. Kegembiraan itu terasa sangat pas dengan semangat Minggu Gaudete: bersukacitalah, Tuhan sudah dekat.

Saya teringat kata-kata Yesus ketika Yohanes Pembaptis bertanya dalam keraguannya: “Pergilah dan katakanlah apa yang kamu lihat dan apa yang kamu dengar.” Semoga melalui pengalaman-pengalaman ini, anak-anak—terutama para Putra Altar—kelak bisa menceritakan apa yang mereka lihat dan dengar tentang Yesus, dari perjumpaan mereka di altar, di gereja, dan di rumah bersama orang tua.

Kiranya Minggu Gaudete ini sungguh membuka hati, menyiapkan kita semua—anak-anak, orang tua, dan Gereja—untuk menyambut Tuhan yang semakin dekat, dengan hati yang gembira dan penuh harapan.

Hallo, ada yang bisa dibantu?